ASUHAN
KEPERAWATAN PADA
DEMAM
REUMATIK
OLEH
:
KELOMPOK
5
KELAS
A5-D
1. NI
KADE AYU JULIANA 11.321.1202
2. NI
MADE DARMIDIANI 11.321.1205
3. NI
WAYAN HENDRIYANI 11.321.1210
4. NI
PUTU LISNA DEWI 11.321.1215
5. NI
LUH KADE MERY WARDANI 11.321.1220
6.
I NI PUTU DEWI RINIASIH 11.321.1229
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES WIRA
MEDIKA PPNI BALI
TAHUN AKADEMIK
2011/2012
LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM REUMATIK
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Demam
rematik adalah suatu penyakit peradangan serius yang dapat secara permanen
mempengaruhi struktur dan fungsi jantung, terutama katup-katup jantung.
(Elizabeth J. Corwin, 2000; 380)
Demam
reumatik (DR) adalah suatu sindrom klinik akibat infeksi streptococcus beta –
hemplyticus golongan A dengan gejala satu atau lebih gejala mayor yaitu poli
artritis migrans akut, karditis, korea minor, nodul subkutan dan eritma
marginatum.
(Ngastiyah, 2005; 112)
2. Anatomi
Fisiologi
Jantung
merupakan organ yang terdiri dari otot.Bentuknya menyerupai jantung pisang,
bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan disebut basis kardis.Di sebelah
bawah agak runcing yang disebut aspeks kardis. Jantung berada di dalam rongga
dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari
pertengahan rongga dada, di atas diafragma dan pangkalnya terdapat di belakang
kiri antara kosta V dan VI dua jari di bawah papila mamae. Pada tempat ini
teraba adanya pukulan jantung yang disebut iktus kordis.Ukuran jantung lebih
kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250 – 300 gram.
Adapun
lapisan-lapisannya yaitu:
a. Endokardium (lapisan dalam)
b. Miokardium (lapisan inti)
c. Perikardium (lapisan luar)
Fungsi
jantung adalah memompa darah ke jaringan, menyuplaioksigen dan zat nutrisi lain
sambil mengangkut karbondioksida dan sampah hasil metabolisme.
3. Patofisiologi
Dalam
reumatik dinyatakan sebagai penyakit autoimun.Streptokok diketahui dapat
menghasilan kurang lebih 20 produk ekstrasel; diantaranya yang penting ialah
streptolisin O, streptolisin S, jialuronidase, streptokinase, difosforidin, dan
masih ada beberapa lagi.Produk-produk tersebut merangsang timbulnya antibodi.
DR diduga merupakan akibat kepekaan tubuh yang berlebihan terhadap beberapa
produk kita. Kaplan mengemukakan hipotesis tentang adanya reaksi silang
antibodi terhadap streptokok dengan otot jantung yang mempunyai susunan antigen
mirip dengan streptokok.Inilah penyebab reaksi auto imun.
4. Etiologi
Demam
rheumatik, seperti halnya dengan penyakit lain merupakan akibat interaksi
individu, penyebab penyakit dan faktor lingkungan. Penyakit ini berhubungan
erat dengan infeksi saluran nafas bagian atas oleh beta streptokokus
hemolyticus golongan A. Faktor predisposisi yang berpengaruh pada timbulnya
demam rheumatik dan penyakit jantung rheumatik terdapat pada individunya
sendiri yaitu faktor genetik, jenis kelamin, golongan etnik, ras, umur dan
keadaan gizi. Sedangkan faktor-faktor lingkungan adalah keadaan sosial, ekonomi
yang buruk iklim dan geografi serta cuaca.
5. Manifestasi
Klinis
Gejala
demam rheumatik terdiri dari 4 stadium yaitu:
Stadium I
Stadium
ini berupa adanya infeksi saluran nafas bagian atas oleh kuman beta hemolyticus
golongan A dengan keluhan demam batuk, sakit menelan. Kadang disertai muntah
dan diare.Pada pemeriksaan hasil terdapat eksudat dan tanda-tanda peradangan
lainnya.Infeksi ini biasanya berlangsung selama dua sampai empat hari dan dapat
sembuh sendiri tanpa pengobatan.
Stadium II
Disebut
periode laten masa antara infeksi streptokoccus dengan permulaan gejala demam
rheumatik. Biasanya dalam waktu satu sampai tiga minggu, kecuali korea yang
dapat timbul dalam enam minggu atau beberapa bulan kemudian.
Stadium III
Ialah
fase akut demam rheumatik.Gejala minor berupa gejala peradangan umum dengan
didapatkannya demam tidak begitu tinggi, lesu, lekas tersiggung, berat badan menurun,
anoreksia.Aemia dijumpai sebagai akibat tertekannya sistem eritropoletik,
bertambahnya volume plasma, memendeknya umur eritrosit dan adanya perdarahan
dari hidung (epistakasis).
Stadium IV
Disebut
juga stadium inaktif.Baik pasien DR tanpa kelainan jantung maupun dengan
kelainan jantung reumatik tanpa gejala sisa katup tidak menunjukkan gejala
kelaian.Tetapi pasien yang dengan kelainannya, pada fase ini pasien DR / PJR
dapat mengalami reaktivitas peyakitnya.
6. Komplikasi
a. Aritmia jantung
b. Gagal jantung
c. Parikarditis dengan efusi yang luas
d. Pneumonitis rheumatik
e. Emboli paru
f. Infark
g. Kelainan katup jantung
7. Pemeriksaan
Diagnostik
a. Ekokardiografi: untuk mendiagnosa
perikarditis
b. Perikardiosentasis: untuk
mendiagnosis perikarditis
c. Pemeriksaan foto toraks: untuk
mendeteksi kardiomegali
d. Elektrokardiogram (EKG): bio
atrioventrikuler (AV) dan pemanjangan segmen PR terdapat pada karditis
e. Laju endap darah (LED): meningkat
pada peradangan
8. Penatalaksanaan
a. Istirahat
b. Eradikasi kuman streptokok
c. Penggunaan obat anti radang
bergantung terdapatnya dan beratnya karditis
d. Pengobatan suportif berupa diet
tinggi kalori dan protein serta vitamin (terutama vitamin C) dan pengobatan
terhadap komplikasi
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA An.Mawar
DENGAN
DIAGNOSA MEDIS DEMAM REUMATIK
DI
RSUD KUPANG
TANGGAL
27 September 2012 – 29 September 2012
I.
PENGKAJIAN
1. Identitas
a.
Identitas
Pasien
Nama :
An. Mawar
Umur :
5 tahun
Agama :
Kristen
Jenis Kelamin :
Perempuan
Status :
Belum Kawin
Pendidikan :
TK
Pekerjaan :
Pelajar
Suku Bangsa :
Indonesia
Alamat :
Papua
Tanggal Masuk :
27 September 2012
Tanggal Pengkajian :
27 September 2012
No. Register :
031776
Diagnosa Medis :
Demam Reumatik
b.
Identitas
Penanggung Jawab
Tidak terkaji
2. Status
Kesehatan
a. Status
Kesehatan Saat Ini
1)
Keluhan
Utama (Saat MRS dan saat ini)
Keluarga px mengatakan saat px masuk rumah sakit px mengalami
panas
2)
Alasan
masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Alasan
Masuk Rumah Sakit : px mengeluh badannya panas
Perjalanan
penyakit saat ini : Keluarga px mengatakan px mengalami sesak, panas, nyeri, dan pembengkakan sendi. Nyeri dirasakan di
bagian persendian ( lutut,siku dan pergelangan tangan)seperti ditusuk – tusuk
dengan skala nyeri 5 di rasakan saat px melakukan aktivitas
3)
Upaya
yang dilakukan untuk mengatasinya
Keluarga
px mengatakan px hanya di kompres untuk menurunkan panas tubuh anaknya
b. Satus
Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah dialami
Keluarga px
mengatakan px tidak pernah menderita penyakit serius seperti hipertensi
2) Pernah dirawat
Keluarga Px mengatakan sebelumnya px tidak pernah di rawat di rumah sakit
3) Alergi
Keluarga px mengatakan px tidak mempunyai alergi terhadap
apapun
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Keluarga px mengatakan px tidak mempunyai kebiasaan merokok minum kopi
maupun minum alkohol
c. Riwayat
Penyakit Keluarga
Keluarga px mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit
menular seperti hepatitis, dan menurun (DM)
d. Diagnosa
Medis dan therapy
Diagnosa Medis : Demam Reumatik
3.
Pola
Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
a.
Pola Persepsi
dan Manajemen Kesehatan
Keluarga px mengatakan bahwa dia yakin dengan
menggunakan pelayanan kesehatan anaknya akan sembuh dan cepat pulang
b.
Pola
Nutrisi-Metabolik
· Sebelum
sakit :
Keluarga
px mengatakan, px biasa makan 1 piring nasi dengan lauk dan sayur ( 3xsehari).
Px juga biasa minum air putih kurang lebih 6- 8 gelas
· Saat
sakit :
Keluarga px mengatakan, nafsu makan px menurun dan
hanya menghabiskan ½ porsi nasi dengan lauk dan sayur. Dan minum kurang dari
6-8 gelas/ hari
c.
Pola Eliminasi
1) BAB
· Sebelum
sakit :
Keluarga
px mengatakan sebelum sakit BAB px normal 1x sehari setiap pagi dengan konsistensi
lembek kecoklatan dan bau khas feses
· Saat
sakit :
Keluarga
px mengatakan dari masuk rumah sakit tgl 27 September 2012 sampai tgl 29
September 2012 px BAB sedikit dengan konsistensi lembek kecoklatan dan bau khas
feses
2) BAK
· Sebelum
sakit :
Keluarga
px mengatakan px biasa BAK 5-6 x sehari dengan konsistensi kuning cair dan bau
khas urine
· Saat
sakit :
Keluarga Px mengatakan saat sakit BAK px kurang dari 5-6 x shari
d.
Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas
Kemampuan Perawatan Diri
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Makan dan minum
|
|
|
|
|
|
Mandi
|
|
|
|
|
|
Toileting
|
|
|
|
|
|
Berpakaian
|
|
|
|
|
|
Berpindah
|
|
|
|
|
|
0:
mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat,
4: tergantung total
2)
Latihan
· Sebelum
sakit
Keluarga
px mengatakan sebelum sakit px biasa melekukan aktivitas sehari – hari seperti
bermain
· Saat
sakit
Keluarga px mengatakan saat sakit px hanya bisa berbaring
di tempat tidur
e.
Pola kognitif
dan Persepsi
Keluarga px mengatakan px tidak mengetahui sakitnya karena
px masih kecil
f.
Pola
Persepsi-Konsep diri
Keluarga px
mengatakan px tidak bisa bersekolah seperti biasa karena harus terbaring di
rumah sakit
g.
Pola Tidur dan
Istirahat
· Sebelum
sakit :
Keluarga px mengatakan pasien biasa tidur siang 30 menit
sampai 1 jam per hari dan tidur malam 6-7 jam perhari dan px tidur dengan
nyenyak
· Saat
sakit :
Keluarga px mengatakan tidur px terganggu karena
badannya panas
h.
Pola
Peran-Hubungan
Keluarga px mengatakan hubungan px dengan
keluarganya baik telihat ayah ibu, ayah dan keluarga lainnya menemani px
bergiliran dan selalu member support untuk tetap tenang agar cepat sembuh dan
pulang
i.
Pola
Seksual-Reproduksi
· Sebelum
sakit :
· Saat
sakit :
j.
Pola Toleransi
Stress-Koping
Keluarga px mengatakan bahwa biasa bercerita tentang
masalnya pada ayah dan ibunya
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Px beragama Kristen dan keluarga px mengatakan px
hanya bias berdoa di tempat tidur sambil berbaring ditemani keluarganya
4.
Pengkajian Fisik
a.
Keadaan umum : komposmetis
Tingkat
kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS : verbal: 6 Psikomotor: 4 Mata :5
b.
Tanda-tanda Vital : Nadi = 88 x/mnt, Suhu = 38 0C , TD = 140/100 mmhg, RR =28x/menit
c.
Keadaan fisik
a.
Kepala dan leher :
Kepala : I
: Rambut hitam, penyebaran rambut merata, tidak ada rontok dan tidak ada kebotakan
P
: Tidak ada nyeri tekan dan benjolan
Mata I
: simetris,konjung tipa anemis, skera anikterik, pupil isokor, tidaka ada
kantung mata, tidak ada edema palpebra.
P
: tidak ada nyeri tekan
Hidung : I
: simetris, penyebaran rambut silia merta, terdapat sekcret, dan ada nafas
cuping hidung,dan penggunaan otot bantu nafas.
P
: tidak ada nyeri tekan pada sinus prontalis, etmoidalis, maksilaris.
Mulut : I
: tidak ada cyanosis,tidak ada karies,tidak ada stomatitis,bibir simetris.
Telinga : I
: simetris, tidak ada lesi,tidak ada luka,tidak ada serumen dan discharge.
P
: tidak ada nyeri tekan pada kartilago.
b.
Dada :
·
Paru
I
: simetris
P
: vokal taktil premitus terasa getaran
P
: sonor
A
: vesikuler
· Jantung
I : terlihat iktuskordis
P : Teraba iktuskordis di
ICS 5
P : dallnes
A : muffled
c.
Payudara
dan ketiak :
I : payu dara dan ketiak
simetris, tidak ada lesi, tidak ada luka
P : tidak ada benjolan
dan tidak ada nyeri tekan
d.
abdomen :
I : simetris, tidak ada
hiperpigmentasi
A : Peristaltik
P : tidak ada nyeri tekan
P : timpani
e.
Genetalia :
Tidak
terkaji
f. Integumen :
I
: tidak ada hiperpigmentasi
P
: turgor kulit elastis
g. Ekstremitas :
·
Atas:
I : simetris,tidak
ada lesi
P : CRT kurang dari 3 detik
·
Bawah
I : Simetris, tidak ada lesi tidak ada luka
P : CRT kurang dari
3 detik
a.
Neurologis :
·
Status
mental da emosi :
Baik
·
Pengkajian
saraf kranial :
Tidak
Terkaji
·
Pemeriksaan
refleks :
Hammer
: Otot bisep dan trisep :+ /+
Patela :+
b. Pemeriksaan
Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
27
september 2012
Di
temukan kardiomegali, bunyi jantung muffled dan perubahan EKG.
Tgl
28 september 2012
Diperoleh
nilai ASTO> 100 IU/ ml, LED meningkat dan CRP (+)
2. Pemeriksaan radiologi
Tidak terkaji
3. Hasil konsultasi
Tidak
terkaji
4. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
Tidak terkaji
h. ANALISA DATA
A. Tabel
Analisa Data
DATA
|
Etiologi
|
MASALAH
|
1.
Ds :pasien mengeluh badanya panas
Do : suhu tubuh pasien 380C . pasien terlihat lemas
2.Ds: px mengeluh nyeri pada
bagian persendian rasanya seperti di tusuk-tusuk apabila px melakukan aktifitas.
Do:Skala
nyeri 5, dan px terlihat meringis kesakitan
TD: 140/100mmHg
S: 380C
N: 88x/mnt
RR: 28x/mnt
3.Ds : keluarga pasien mengatakan nafsu makan pasien menurun .
Do : BB pasien saat
sakit 18 kg , TB pasien 110 cm ,
membran mukosa kering , pasien
hanya mau makan setengah piring nasi, lauk dan sayur
|
Proses implamasi
Agen cidera
biologis
(implamasi)
Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
|
Hipertermi
Nyeri akut
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
B.
Tabel Daftar
Diagnosa Keperawatan /Masalah Kolaboratif Berdasarkan Prioritas
NO
|
TANGGAL / JAM DITEMUKAN
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
TANGGAL
TERATASI
|
Ttd
|
|
27 September
2012/ 10.00 WITA
27 September 2012 / 10.00 wita
27 September 2012 /10.00
|
Hipertermi berhubungan dengan proses implamasi ditandai
dengan suhu tubuh pasien 38 0C , pasien terlihat lemas
Gangguan rasa nyaman nyeri pada sendi b/d proses
inflamasi ditandai dengan pasien mengeluh nyeri di bagian sendi , seperti di
tusuk-tusuk , skala nyeri 5 , pasien terlihat gelisah, TD: 140/100mmHg , Nadi 88 x/menit.
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna makanan ditandai dengan porsi makanan pasien menurun
dengan makan setengah piring nasi , lauk dan sayur
|
|
|
C. Rencana
Tindakan Keperawatan
Hari/
Tgl
|
No
Dx
|
Rencana Perawatan
|
Ttd
|
||
Tujuan
dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
|||
Kamis/ 27 september 2012
Kamis/ 27 september 2012
Kamis,
27 September 2012
|
1
1
2
3
|
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24
jam diharapkan suhu tubuh pasien kembali normal dengan criteria hasil:
-
Rentang suhu tubuh pasien 36-37,5
0 C
-
Tubuh Pasien tidak lemas
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24
jam diharapkan pasien dapat mengontrol nyeri yang dirasakannya dengan
criteria hasil:
-. Pasien mengatakan
nyeri terkontrol dengan skala 1-3
- pasien tidak tampak
gelisah
- TTV dalam rentang
normal
Setelah diberikan
asuhan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan pola makan px seimbang dengan
kriteria hasil :
- Asupan
nutrisi px meningkat tanpa keluhan
- Tidak
ada tanda – tanda mal nutrisi seperti : turgor kulit tidak elastis, membrane
mukosa kering, konjungtiva anemis
- Porsi
makan px normal 3x sehari
|
1. Kaji saat
timbulnya demam
b. 2. Observasi
tanda-tanda vital :
suhu, nadi, TD, pernafasan setiap 3 jam
B3. Berikan
kompres hangat dan anjurkan memakai pakaian tipis
4.Berikan
penjelasan tentang penyebab
demam atau peningkatan suhu tubuh
d.5. Berikan
penjelasan pada klien dan keluarga tentang hal-hal yang dilakukan
e.6.Jelaskan
pentingnya tirah baring bagi klien dan akibatnya jika hal tersebut tidak
dilakukan
f.7. Anjurkan
klien untuk banyak minum kurang lebih 2,5 – 3 liter/hari dan jelaskan
manfaatnya
8.Berikan
antipiretik sesuai dengan instruksi Dokter
1. Kaji
P,Q,R,S,T pasien
2. Kaji
tanda – tanda vital
3. Lakukan
reposisi sesuai petunjuk misalnya semi fowler
4. Anjurkan px untuk memberitahu
perawat dengan cepat bila terjadi nyeri
5. Beritahu pasien untuk istirahat
total
6. Kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian obat analgesic salisalat
1. Kaji
makanan kesukaan klien
2. Kaji
alergi makanan
3. Monitor
adanya tanda-tanda malnutrisi
4. Berikan makanan lunak pada pasien
5. Berikan
pendiddikan kesehatan tentang kebutuhan kalori dan tindakan yang berhubungan
dengan nutrisi
6. Kolaborasi
dengan ahli gizi tentang pemenuhan nutrisi
|
1. Dapat
diidentifikasi pola/tingkat demam
2.Tanda-tanda vitalmerupakan acuan untuk mengetahui keadan umumKlien
3. Kompres akan dapat membantu menurunkan suhu
tubuh, pakaian tipisakan dapat membantumeningkatkanpenguapan panas tubuh
4. Penjelasan tentang
kondisi yang dilami klien dapat membantu
mengurangi kecemasan klien
dan keluarga
5. Untuk mengatasi demam dan menganjurkan klien dan keluarga untuklebih
kooperatif
6. Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan kliendi
RS
7. Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuhmeningkat
sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yangbanyak
8. Antipiretika yang mempunyai reseptor di hypothalamus dapatmeregulasi
suhu tubuh sehingga suhu tubuh diupayakan mendekatisuhu normal
1. Mengetahui PQRST
2. Mengetahu tanda-tanda vital
3. Menurunkan kebutuhan oksigen
4. mengatasi nyeri
5. untuk meminimalkan resiko cedera
6. analgesic untuk mengurangi rasa nyeri
1.Menambah nafsu makan pasien
2.Mengetahui alergi terhadap
makanan
3. Mengetahui adanya ketidak
seimbangan nutrisi
4. memudahkan pasien untuk
mencerna makanan
5. Meningkatkan pengetahuan agar
pasien lebih kooperatif
6. Menjaga keseimbang nutrsisi
|
|
D.
Implementasi Keperawatan
Hari/
Tgl/Jam
|
No Dx
|
Tindakan
Keperawatan
|
Evaluasi proses
|
Ttd
|
Jumat
28 September 2012
15.00 wita
16.00
17.00 wita
18.00 wita
18.30 wita
19.00 wita
Sabtu , 29 september 2012
08.00
wita
10.00
wita
11.00
wita
12.00
wita
12.30
wita
|
2
1
1.
1,2
2
1
1
1,2
1
1,2
2
1,2
|
1.Mengkaji PQRST
2.Mengukur Suhu Tubuh Pasien
3.Memantau
tanda- tanda vital
4.
Memantau pola makan pasien
5.
Memberikan obat antipiretik
5.Membantu
pasien dalam posisi semi fowler
1.Membantu pasien mandi
2. Mengkaji skala nyeri pasien
3.Memantau tanda-tanda vital
4.Mengkaji pola makan pasien
4.Mengkolaborasi
pemberian obat salisilat dan vitamin C
|
DS : Pasien
mengatakan nyerinya masih dirasakan
DO: Skala nyeri
pasien 4
TD : 110/90 mmHg
N : 88 x/
mnt
S : 38oC
RR : 28 x/mnt
DS: Pasien mengatakan badannya lemas
DO: Suhu tubuh pasien 37,5 oC
DS: Pasien
mengatakan sudah lebih nyaman
DO: TD:
110/80mmHg
N: 86x/menit
S:37oC
RR:
28x/menit
DS : pasien
mengatakan tidak nafsu makan
DO : pasien terlihat lemas
DO: Pasien
terlihat meminum obatnya
DS: pasien
mengatakan merasa lebih nyaman
DO: pasien
terlihat lebih nyaman
DS: pasien
mengatakan lebih segar
DO: pasien
terlihat lebih nyaman dan lebih segar
DS : pasien
mengatakan nyerinya sudah berkurang
DO: pasien
terlihat lebih nyaman dengan skala nyeri
pasien 2
DS: pasien
merasa lebih nyaman
DO : TD:
120/ 80 mmHg
S: 37 0 C
N : 80 x/menit
RR: 20 x/ menit
DS: pasien
mengatakan pola makannya sudah mulai kembali walaupun tidak bisa menghabiskan
1 piring nasi
DO: pasien
makan ¾ piring nasi , lauk. Sayur
DS: pasien
mengatakan merasa lebih nyaman
DO: pasien terlihat meminum obatnya
|
|
E.
Evaluasi Keperawatan
No
|
Hari/Tgl
Jam
|
No Dx
|
Evaluasi
|
TTd
|
1
2
|
Sabtu , 29
september 2012
17.00 wita
Sabtu,29
september 2012
17.00
wita
|
1
2
|
S: Pasien mengatakan nyerinya
sudah berkurang dan merasa lebih nyaman
O:Skala nyeri pasien
2 pada daerah persendian
TD: 110/80 mmHg
N : 80x/mnt
S : 37 oC
RR : 20 x/ mnt
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutan Rencana
Keperawatan
S: Pasien
mengatakan pola makannya sudah mulai kembali
O : Pasien makan 3/4
piring 3x sehari
A : Masalah Teratasi
P : Pertahankan
Renpra
|
|