Kamis, 18 Oktober 2012

asuhan keperawatan pada demam reumatik


ASUHAN KEPERAWATAN PADA
DEMAM REUMATIK




OLEH :
KELOMPOK 5
KELAS A5-D
1.      NI KADE AYU JULIANA                                11.321.1202
2.      NI MADE DARMIDIANI                                 11.321.1205
3.      NI WAYAN HENDRIYANI                               11.321.1210
4.      NI PUTU LISNA DEWI                                    11.321.1215
5.      NI LUH KADE MERY WARDANI                  11.321.1220
6.      I NI PUTU DEWI RINIASIH                            11.321.1229


PROGRAM  STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
TAHUN AKADEMIK 2011/2012


LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM REUMATIK

A.   Konsep Dasar
      1.    Pengertian
            Demam rematik adalah suatu penyakit peradangan serius yang dapat secara permanen mempengaruhi struktur dan fungsi jantung, terutama katup-katup jantung.
(Elizabeth J. Corwin, 2000; 380)
            Demam reumatik (DR) adalah suatu sindrom klinik akibat infeksi streptococcus beta – hemplyticus golongan A dengan gejala satu atau lebih gejala mayor yaitu poli artritis migrans akut, karditis, korea minor, nodul subkutan dan eritma marginatum.
(Ngastiyah, 2005; 112)

      2.    Anatomi Fisiologi
            Jantung merupakan organ yang terdiri dari otot.Bentuknya menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan disebut basis kardis.Di sebelah bawah agak runcing yang disebut aspeks kardis. Jantung berada di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, di atas diafragma dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V dan VI dua jari di bawah papila mamae. Pada tempat ini teraba adanya pukulan jantung yang disebut iktus kordis.Ukuran jantung lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250 – 300 gram.
            Adapun lapisan-lapisannya yaitu:
a.       Endokardium (lapisan dalam)
b.        Miokardium (lapisan inti)
c.         Perikardium (lapisan luar)
            Fungsi jantung adalah memompa darah ke jaringan, menyuplaioksigen dan zat nutrisi lain sambil mengangkut karbondioksida dan sampah hasil metabolisme.

      3.    Patofisiologi
            Dalam reumatik dinyatakan sebagai penyakit autoimun.Streptokok diketahui dapat menghasilan kurang lebih 20 produk ekstrasel; diantaranya yang penting ialah streptolisin O, streptolisin S, jialuronidase, streptokinase, difosforidin, dan masih ada beberapa lagi.Produk-produk tersebut merangsang timbulnya antibodi. DR diduga merupakan akibat kepekaan tubuh yang berlebihan terhadap beberapa produk kita. Kaplan mengemukakan hipotesis tentang adanya reaksi silang antibodi terhadap streptokok dengan otot jantung yang mempunyai susunan antigen mirip dengan streptokok.Inilah penyebab reaksi auto imun.

4.    Etiologi
            Demam rheumatik, seperti halnya dengan penyakit lain merupakan akibat interaksi individu, penyebab penyakit dan faktor lingkungan. Penyakit ini berhubungan erat dengan infeksi saluran nafas bagian atas oleh beta streptokokus hemolyticus golongan A. Faktor predisposisi yang berpengaruh pada timbulnya demam rheumatik dan penyakit jantung rheumatik terdapat pada individunya sendiri yaitu faktor genetik, jenis kelamin, golongan etnik, ras, umur dan keadaan gizi. Sedangkan faktor-faktor lingkungan adalah keadaan sosial, ekonomi yang buruk iklim dan geografi serta cuaca.


      5.    Manifestasi Klinis
            Gejala demam rheumatik terdiri dari 4 stadium yaitu:
Stadium I
            Stadium ini berupa adanya infeksi saluran nafas bagian atas oleh kuman beta hemolyticus golongan A dengan keluhan demam batuk, sakit menelan. Kadang disertai muntah dan diare.Pada pemeriksaan hasil terdapat eksudat dan tanda-tanda peradangan lainnya.Infeksi ini biasanya berlangsung selama dua sampai empat hari dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.

Stadium II
            Disebut periode laten masa antara infeksi streptokoccus dengan permulaan gejala demam rheumatik. Biasanya dalam waktu satu sampai tiga minggu, kecuali korea yang dapat timbul dalam enam minggu atau beberapa bulan kemudian.



Stadium III
            Ialah fase akut demam rheumatik.Gejala minor berupa gejala peradangan umum dengan didapatkannya demam tidak begitu tinggi, lesu, lekas tersiggung, berat badan menurun, anoreksia.Aemia dijumpai sebagai akibat tertekannya sistem eritropoletik, bertambahnya volume plasma, memendeknya umur eritrosit dan adanya perdarahan dari hidung (epistakasis).

Stadium IV
            Disebut juga stadium inaktif.Baik pasien DR tanpa kelainan jantung maupun dengan kelainan jantung reumatik tanpa gejala sisa katup tidak menunjukkan gejala kelaian.Tetapi pasien yang dengan kelainannya, pada fase ini pasien DR / PJR dapat mengalami reaktivitas peyakitnya.
      6.    Komplikasi
a.       Aritmia jantung
b.      Gagal jantung
c.       Parikarditis dengan efusi yang luas
d.      Pneumonitis rheumatik
e.       Emboli paru
f.       Infark
g.      Kelainan katup jantung

      7.    Pemeriksaan Diagnostik
a.    Ekokardiografi: untuk mendiagnosa perikarditis
b.    Perikardiosentasis: untuk mendiagnosis perikarditis
c.    Pemeriksaan foto toraks: untuk mendeteksi kardiomegali
d.    Elektrokardiogram (EKG): bio atrioventrikuler (AV) dan pemanjangan segmen PR terdapat pada karditis
e.    Laju endap darah (LED): meningkat pada peradangan
      8.    Penatalaksanaan
a.    Istirahat
b.    Eradikasi kuman streptokok
c.    Penggunaan obat anti radang bergantung terdapatnya dan beratnya karditis
d.    Pengobatan suportif berupa diet tinggi kalori dan protein serta vitamin (terutama vitamin C) dan pengobatan terhadap komplikasi








ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.Mawar
DENGAN DIAGNOSA MEDIS DEMAM REUMATIK
DI RSUD KUPANG
TANGGAL 27 September 2012 – 29 September 2012

I.       PENGKAJIAN
1.       Identitas
a.      Identitas Pasien
Nama                        : An. Mawar
Umur                        : 5 tahun
Agama                      : Kristen
Jenis Kelamin           : Perempuan
Status                       : Belum Kawin
Pendidikan               : TK
Pekerjaan                  : Pelajar
Suku Bangsa            : Indonesia
Alamat                     : Papua
Tanggal Masuk         : 27 September 2012
Tanggal Pengkajian : 27 September 2012
No. Register             : 031776
Diagnosa Medis       : Demam Reumatik

b.      Identitas Penanggung Jawab
Tidak terkaji


2.      Status Kesehatan
a.      Status Kesehatan Saat Ini
1)      Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Keluarga px mengatakan saat px masuk rumah sakit px mengalami panas

2)      Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Alasan Masuk Rumah Sakit : px mengeluh badannya panas
Perjalanan penyakit saat ini : Keluarga px mengatakan px mengalami sesak, panas, nyeri,  dan pembengkakan sendi. Nyeri dirasakan di bagian persendian ( lutut,siku dan pergelangan tangan)seperti ditusuk – tusuk dengan skala nyeri 5 di rasakan saat px melakukan aktivitas

3)      Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Keluarga px mengatakan px hanya di kompres untuk menurunkan panas tubuh anaknya

b.      Satus Kesehatan Masa Lalu
1)      Penyakit yang pernah dialami
Keluarga px mengatakan px tidak pernah menderita penyakit serius seperti hipertensi

2)      Pernah dirawat
Keluarga Px mengatakan sebelumnya px tidak pernah di rawat di rumah sakit

3)      Alergi
Keluarga px mengatakan px tidak mempunyai alergi terhadap apapun

4)      Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Keluarga px mengatakan px tidak mempunyai kebiasaan merokok minum kopi maupun minum alkohol

c.       Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga px mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit menular seperti hepatitis, dan menurun (DM)


d.      Diagnosa Medis dan therapy
Diagnosa Medis : Demam Reumatik


3.      Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
a.      Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Keluarga px mengatakan bahwa dia yakin dengan menggunakan pelayanan kesehatan anaknya akan sembuh dan cepat pulang

b.      Pola Nutrisi-Metabolik
·   Sebelum sakit         :
Keluarga px mengatakan, px biasa makan 1 piring nasi dengan lauk dan sayur ( 3xsehari). Px juga biasa minum air putih kurang lebih 6- 8 gelas
·   Saat sakit                :
Keluarga px mengatakan, nafsu makan px menurun dan hanya menghabiskan ½ porsi nasi dengan lauk dan sayur. Dan minum kurang dari 6-8 gelas/ hari

c.       Pola Eliminasi
1)   BAB
·   Sebelum sakit         :
Keluarga px mengatakan sebelum sakit BAB px normal 1x sehari setiap pagi dengan konsistensi lembek kecoklatan dan bau khas feses

·   Saat sakit                :
Keluarga px mengatakan dari masuk rumah sakit tgl 27 September 2012 sampai tgl 29 September 2012 px BAB sedikit dengan konsistensi lembek kecoklatan dan bau khas feses
2)   BAK
·      Sebelum sakit       :
Keluarga px mengatakan px biasa BAK 5-6 x sehari dengan konsistensi kuning cair dan bau khas urine
·      Saat sakit              :
Keluarga Px mengatakan  saat sakit BAK px kurang dari 5-6 x shari

d.      Pola aktivitas dan latihan
1)   Aktivitas
Kemampuan Perawatan Diri
0
1
2
3
4
Makan dan minum





Mandi





Toileting





Berpakaian





Berpindah





0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total

2)  Latihan
·       Sebelum sakit
Keluarga px mengatakan sebelum sakit px biasa melekukan aktivitas sehari – hari seperti bermain
·    Saat sakit         
Keluarga px mengatakan saat sakit px hanya bisa berbaring di tempat tidur

e.       Pola kognitif dan Persepsi
Keluarga px mengatakan px tidak mengetahui sakitnya karena px masih kecil


f.       Pola Persepsi-Konsep diri
Keluarga px mengatakan px tidak bisa bersekolah seperti biasa karena harus terbaring di rumah sakit

g.      Pola Tidur dan Istirahat
· Sebelum sakit         :
Keluarga px mengatakan pasien biasa tidur siang 30 menit sampai 1 jam per hari dan tidur malam 6-7 jam perhari dan px tidur dengan nyenyak
· Saat sakit                :
Keluarga px mengatakan tidur px terganggu karena badannya panas

h.      Pola Peran-Hubungan
Keluarga px mengatakan hubungan px dengan keluarganya baik telihat ayah ibu, ayah dan keluarga lainnya menemani px bergiliran dan selalu member support untuk tetap tenang agar cepat sembuh dan pulang

i.        Pola Seksual-Reproduksi
·   Sebelum sakit     :
·   Saat sakit                        :

j.        Pola Toleransi Stress-Koping
Keluarga px mengatakan bahwa biasa bercerita tentang masalnya pada ayah dan ibunya

k.      Pola Nilai-Kepercayaan
Px beragama Kristen dan keluarga px mengatakan px hanya bias berdoa di tempat tidur sambil berbaring ditemani keluarganya

4.       Pengkajian Fisik
a.       Keadaan umum : komposmetis
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS          : verbal: 6    Psikomotor: 4    Mata :5
b.      Tanda-tanda Vital : Nadi =           88 x/mnt,  Suhu = 38 0C ,  TD = 140/100 mmhg,  RR =28x/menit
c.       Keadaan fisik
a.       Kepala  dan leher       :
Kepala :            I : Rambut hitam, penyebaran rambut merata, tidak ada rontok dan tidak   ada kebotakan
                          P : Tidak ada nyeri tekan dan benjolan

Mata                 I : simetris,konjung tipa anemis, skera anikterik, pupil isokor, tidaka ada kantung mata, tidak ada edema palpebra.
                          P : tidak ada nyeri tekan
Hidung :           I : simetris, penyebaran rambut silia merta, terdapat sekcret, dan ada nafas cuping hidung,dan penggunaan otot bantu nafas.
                          P : tidak ada nyeri tekan pada sinus prontalis, etmoidalis, maksilaris.
Mulut :              I : tidak ada cyanosis,tidak ada karies,tidak ada stomatitis,bibir simetris.
Telinga :            I : simetris, tidak ada lesi,tidak ada luka,tidak ada serumen dan discharge.
                          P : tidak ada nyeri tekan pada kartilago.
b.      Dada  :
·   Paru           
                                                I : simetris
                                                P : vokal taktil premitus terasa getaran
                                                P : sonor
                                                A : vesikuler


·   Jantung
                    I : terlihat iktuskordis
                    P : Teraba iktuskordis di ICS 5
                    P : dallnes
                    A : muffled


c.       Payudara dan ketiak  :
                       I : payu dara dan ketiak simetris, tidak ada lesi, tidak ada luka
                       P : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan


d.      abdomen        :
                       I : simetris, tidak ada hiperpigmentasi
                       A : Peristaltik
                       P : tidak ada nyeri tekan
                       P : timpani


e.       Genetalia       :
Tidak terkaji


f.    Integumen :
                             I : tidak ada hiperpigmentasi
                             P : turgor kulit elastis


g.  Ekstremitas     :
·         Atas:
I : simetris,tidak ada lesi
P : CRT  kurang dari 3 detik

·         Bawah
I :  Simetris, tidak ada lesi tidak ada luka
P : CRT kurang dari 3 detik

a.       Neurologis     :
·         Status mental da emosi :
Baik
·         Pengkajian saraf kranial :
Tidak Terkaji
·         Pemeriksaan refleks :
Hammer : Otot bisep dan trisep :+ /+
                  Patela                     :+
b.      Pemeriksaan Penunjang
1.      Data laboratorium yang berhubungan
27 september 2012
Di temukan kardiomegali, bunyi jantung muffled dan perubahan EKG.
Tgl 28 september 2012
Diperoleh nilai ASTO> 100 IU/ ml, LED meningkat dan CRP (+)

2.      Pemeriksaan radiologi
Tidak terkaji

3.      Hasil konsultasi
Tidak terkaji


4.      Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
     Tidak terkaji





h.      ANALISA DATA
A.    Tabel Analisa Data
DATA
Etiologi
MASALAH
1.      Ds :pasien mengeluh badanya panas
Do : suhu tubuh pasien 380C . pasien terlihat lemas




2.Ds:  px mengeluh nyeri pada bagian persendian rasanya seperti di tusuk-tusuk apabila px melakukan aktifitas.
Do:Skala nyeri 5, dan px terlihat meringis kesakitan
TD: 140/100mmHg
S: 380C
N: 88x/mnt
RR: 28x/mnt

3.Ds : keluarga pasien mengatakan nafsu makan pasien menurun .
Do : BB pasien saat sakit 18 kg , TB pasien 110 cm ,  membran mukosa kering ,  pasien hanya mau makan setengah piring nasi, lauk dan sayur
Proses implamasi







Agen cidera biologis
(implamasi)









Ketidakmampuan untuk mencerna makanan





Hipertermi







Nyeri akut










Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh



















B.     Tabel Daftar  Diagnosa Keperawatan /Masalah Kolaboratif Berdasarkan Prioritas

NO
TANGGAL / JAM DITEMUKAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL
 TERATASI
Ttd

27 September
2012/ 10.00 WITA





27 September 2012 / 10.00 wita



27 September 2012 /10.00
Hipertermi berhubungan dengan proses implamasi ditandai dengan suhu tubuh pasien 38 0C , pasien terlihat lemas





Gangguan rasa nyaman nyeri pada sendi b/d proses inflamasi ditandai dengan pasien mengeluh nyeri di bagian sendi , seperti di tusuk-tusuk , skala nyeri 5 , pasien terlihat gelisah, TD: 140/100mmHg , Nadi 88 x/menit.


Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh  berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan ditandai dengan porsi makanan pasien menurun dengan makan setengah piring nasi , lauk dan sayur



C.    Rencana Tindakan  Keperawatan
Hari/
Tgl
No Dx
Rencana Perawatan
Ttd
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
Kamis/ 27 september 2012















































Kamis/ 27 september 2012















Kamis,
27 September 2012
















1
1

































2











3
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan suhu tubuh pasien kembali normal dengan criteria hasil:
-          Rentang suhu tubuh pasien 36-37,5 0 C
-          Tubuh Pasien tidak  lemas



































Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien dapat mengontrol nyeri yang dirasakannya dengan criteria hasil:
-. Pasien mengatakan nyeri terkontrol dengan skala 1-3
- pasien tidak tampak gelisah
- TTV dalam rentang normal
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan pola makan px seimbang dengan kriteria hasil :
-       Asupan nutrisi px meningkat tanpa keluhan
-       Tidak ada tanda – tanda mal nutrisi seperti : turgor kulit tidak elastis, membrane mukosa kering, konjungtiva anemis
-       Porsi makan px normal 3x sehari




1. Kaji saat timbulnya demam

b. 2. Observasi tanda-tanda vital :                  suhu, nadi, TD, pernafasan setiap 3 jam
B3. Berikan kompres hangat dan anjurkan memakai pakaian tipis

4.Berikan penjelasan tentang          penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh

d.5. Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang hal-hal yang dilakukan

e.6.Jelaskan pentingnya tirah baring bagi klien dan akibatnya jika hal tersebut tidak dilakukan

f.7. Anjurkan klien untuk banyak minum kurang lebih 2,5 – 3 liter/hari dan jelaskan manfaatnya

    8.Berikan antipiretik sesuai dengan instruksi Dokter























1.      Kaji P,Q,R,S,T pasien
2.      Kaji tanda – tanda vital
3.      Lakukan reposisi sesuai petunjuk misalnya semi fowler
4.      Anjurkan px untuk memberitahu perawat dengan cepat bila terjadi nyeri
5.      Beritahu pasien untuk istirahat total
6.      Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesic salisalat




1.      Kaji makanan kesukaan klien
2.      Kaji alergi makanan
3.      Monitor adanya tanda-tanda malnutrisi
4.      Berikan  makanan lunak  pada pasien
5.      Berikan pendiddikan kesehatan tentang kebutuhan kalori dan tindakan yang berhubungan dengan nutrisi
6.      Kolaborasi dengan ahli gizi tentang pemenuhan nutrisi

1. Dapat diidentifikasi pola/tingkat demam
2.Tanda-tanda vitalmerupakan acuan untuk mengetahui keadan umumKlien
3.  Kompres akan dapat membantu menurunkan suhu tubuh, pakaian tipisakan dapat membantumeningkatkanpenguapan panas tubuh
4. Penjelasan tentang kondisi yang dilami klien dapat membantu
mengurangi kecemasan klien dan keluarga
5.      Untuk mengatasi demam dan menganjurkan klien dan keluarga untuklebih kooperatif
6.      Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan kliendi RS
7.      Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuhmeningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yangbanyak
8.      Antipiretika yang mempunyai reseptor di hypothalamus dapatmeregulasi suhu tubuh sehingga suhu tubuh diupayakan mendekatisuhu normal


1. Mengetahui PQRST
2. Mengetahu tanda-tanda vital
3. Menurunkan kebutuhan oksigen
4. mengatasi nyeri
5. untuk meminimalkan resiko cedera
6. analgesic untuk mengurangi rasa nyeri



1.Menambah nafsu makan pasien
2.Mengetahui alergi terhadap makanan
3. Mengetahui adanya ketidak seimbangan nutrisi
4. memudahkan pasien untuk mencerna makanan
5. Meningkatkan pengetahuan agar pasien lebih kooperatif
6. Menjaga keseimbang nutrsisi









D.          Implementasi Keperawatan
Hari/ Tgl/Jam
No Dx
Tindakan Keperawatan
Evaluasi proses
Ttd

Jumat
28 September 2012
15.00 wita



16.00







17.00 wita





18.00 wita



18.30 wita


19.00 wita





Sabtu  , 29 september 2012    
08.00 wita


10.00 wita





11.00 wita




12.00 wita






12.30 wita
2







1






1.       
1,2





2



1


1





1,2





1





1,2




2






1,2
1.Mengkaji PQRST







2.Mengukur Suhu Tubuh Pasien






3.Memantau tanda- tanda vital




4. Memantau pola makan pasien


5. Memberikan obat antipiretik

5.Membantu pasien dalam posisi semi fowler



1.Membantu pasien mandi




2. Mengkaji skala nyeri pasien




3.Memantau tanda-tanda vital



4.Mengkaji pola makan pasien





4.Mengkolaborasi pemberian obat salisilat dan vitamin C
DS : Pasien mengatakan nyerinya masih dirasakan
DO: Skala nyeri pasien 4
TD : 110/90 mmHg
N : 88 x/ mnt
S : 38oC
RR : 28 x/mnt


DS: Pasien mengatakan badannya lemas
DO: Suhu tubuh pasien 37,5 oC






DS: Pasien mengatakan sudah lebih nyaman
DO: TD: 110/80mmHg
N: 86x/menit
S:37oC
RR: 28x/menit

DS : pasien mengatakan tidak nafsu makan
DO : pasien terlihat lemas


DO: Pasien terlihat meminum obatnya


DS: pasien mengatakan merasa lebih nyaman
DO: pasien terlihat lebih nyaman




DS: pasien mengatakan lebih segar
DO: pasien terlihat lebih nyaman dan lebih segar




DS : pasien mengatakan nyerinya sudah berkurang
DO: pasien terlihat lebih nyaman dengan skala nyeri     pasien 2



DS: pasien merasa lebih nyaman
DO : TD: 120/ 80 mmHg
          S: 37 0 C
          N : 80 x/menit
          RR: 20 x/ menit
DS: pasien mengatakan pola makannya sudah mulai kembali walaupun tidak bisa menghabiskan 1 piring nasi
DO: pasien makan ¾ piring nasi , lauk. Sayur



DS: pasien mengatakan merasa lebih nyaman
DO:  pasien terlihat meminum obatnya



































      

E.           Evaluasi Keperawatan
No
Hari/Tgl
Jam
No Dx
Evaluasi
TTd
1













2
Sabtu , 29 september 2012
17.00 wita











Sabtu,29 september 2012
17.00 wita









        1













2

S: Pasien mengatakan nyerinya sudah berkurang dan merasa lebih nyaman
O:Skala nyeri pasien 2 pada daerah persendian
TD: 110/80 mmHg
N : 80x/mnt
S : 37 oC
RR : 20 x/ mnt
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutan Rencana Keperawatan



S: Pasien mengatakan pola makannya sudah mulai kembali
O : Pasien makan 3/4 piring 3x sehari
A : Masalah Teratasi
P : Pertahankan Renpra


Tidak ada komentar:

Posting Komentar